Sabtu, 18 Agustus 2012

HEAT EXCHANGER



Heat exchanger adalah sebuah peralatan yang di ciptakan untuk melakukan peunukaran panas (heat transfer) antara satu fluida dengan fluida lain nya (cair dan gas). Zat tersebut saling di pisah oleh benda/dinding padat sehingga ke dua zat tersebut tidak pernah tercampur satu sama lainya. Heat exchanger sangat banyak di gunakan dalam dunia industri untuk keperluan proses, seperti chemical plant, power plant, natural gas processing, dan laninya.
Menurut hukum kekekalan energi, yaitu panas atau energi tidak dapat dimusnahkan ataupun diciptakan, tapi dapat diubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain. Energi atau panas juga dapat dipindahkan, yaitu dengan cara konduksi, konveksi dan radiasi.
Konduksi adalah perpindahan panas yang melalui suatu benda tanpa membuat arus atau perpindahan materi dari benda tersebut.
Konveksi adalah perpindahan panas yang disebabkan oleh terjadinya arus/pergerakan fluida yang bersuhu panas menuju dan bercampur dengan fluida yang bersuhu dingin. Sebagai contoh, aliran/arah angin disebabkan oleh peristiwa konveksi.
Radiasi adalah perpindahan panas dimana pemancar dan penyerap panas tidak bersinggungan langsung. Panas yang diterima oleh penyerap mengalir dengan sempurna di dalam ruang hampa dengan kecepatan cahaya.
Jenis-jenis perpindahan panas ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan keperluan dan sifat perpindahan panasnya. Perpindahan panas secara konduksi banyak dipakai di industri-industri perminyakan. Jenis-jenis alat penukar/perpindahan panas dibedakan bedasarkan fungsi dan kontruksinya  adalah sebagai berikut:

HEAT EXCHANGER BERDASARKAN FUNGSINYA
  1. Chiller : Pendingin fluida sampai pada suhu sangat rendah.
  2. Condenser : Pendingin fluida yang merubah fase uap ke fase cair.
  3. Cooler : Pendingin fluida dengan media air atau udara dengan bantuan fan.
  4. Exchanger: Memanfaatkan panas fluida "A" untuk memanaskan aliran fluida "B" yang dingin dan sebaliknya.
  5. Reboiler : Mendidihkan kembali fluida proses sehingga sebagian fluida teruapkan (berubah fase) dengan media pemanas steam.
  6. Heater: Memanaskan fluida dengan media pemanas steam atau uap panas.
  7. Steam Generator : Pemanas air dari panas pembakaran bahan bakar sehingga terbentuk uap air (steam). Panas yang dipindahkan dari api terjadi secara konduksi, konveksi dan radiasi.
  8. Waster Heat Boiler : Steam generator dimana pemanasnya berasal dari pemanfaatan sisa panas gas asap atau exhaust suatu turbin atau stack. (HRSG
  9. Superheater : Memanaskan saturated steam (uap basah) menjadi superheated steam (uap kering). Dengan memanfaatkan panas gas asap.
  10. Evaporator : Pamanas fluida proses hingga berubah fase dari gas menjadi cair.
  11. Vaporizer : Evaporator untuk menguapkan cairan yang bukan air.
  12. Ekonomizer :Pemanas air umpan sebelum masuk ke boiler.


JENIS-JENIS HEAT EXCHANGER BERDASARKAN KONTRUKSINYA 
  • SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER

Beberapa gambar tipe shell and tube exchanger:













  • .         PLATE HEAT EXCHANGER









  •        PHASE-CHANGE HEAT EXCHANGERS



PENGGUNAAN HEAT EXCHANGER DI SRU PT.ARUN.NGL LHOKSEUMAWE-ACEH

Berikut adalah beberapa jenis penggunaan heat exchanger di SRU (SULFHUR RECOVERY UNIT) PT. ARUN NGL.
  1. TIPE SHEEL AND TUBE:
    1. E-2703 AB
    2. E-2804 A-E
    3. E-2708 AB
    4. E-2801
    5. E-2904, etc.
  2. TIPE PLATE
    1. E-2705 A-I
    2. E-2706
    3. E-2701, etc
  3. TIPE PHASE-CHANGE
    1. E-2709 A-D
    2. E-2902
TROUBLESHOOTING HEAT EXCHANGER

Rangkuman Diskusi Mailing List Migas Indonesia Online mengenai proses bulan Maret 2006 ini membahas tentang Heat Exchanger atau alat penukar panas. Pembahasannya ditekankan pada permasalahan yang sering ditemui dalam pengoperasian heat exchanger berdasarkan jenisnya. Begitu pula dengan cara untuk mengatasinya.
1. Naiknya pressure drop didalam HE
Penyebab :  Ada kotoran dalam HE  (HE tersumbat)
Tindakan:
- Bersihkan pipa-pipa sebelum start up
- Bersihkan plate (jika kejadiannya setelah proses berjalan)
- Media yang masuk HE perlu diberi filter.
Penyebab : Viskositas
Tindakan:
- Check viskositas dan jika perlu setel sesuai desain.
- Check apakah temperature turun sampai dibawah temperature desain
Penyebab : Kesalahan koneksi pada sistem perpipaan
Tindakan:
- Check koneksi dan sesuaikan dengan drawing.
Penyebab: Kuantitas aliran terlalu besar
Tindakan:
- Atur kuantitas aliran dengan benar.

2. Menurunnya out put HE (menurunnya kapasitas)
Penyebab: PHE terkotori/tersumbat oleh kotoran dari luar, seperti serpihan plastik dsb.
Tindakan:
- Bersihkan plate
- Media yang masuk HE perlu diberi filter.
Penyebab: Aliran terlalu tinggi/cepat.
Tindakan:
-Setel dan sesuaikan.
Penyebab : Kesalahan koneksi terhadap sistem perpipaan
Tindakan:
- Check koneksi dan sesuaikan dengan drawing
Penyebab: Akumulasi secondary media di dalam HE (seperti oli, dan non-condensable gas)
Tindakan:
- Buat alat yang sesuai untuk mengalirkannya. Alat ini bisa berupa oil drainage yang dibuka dalam periode tertentu sesuai dengan keadaan.

3. Kebocoran
Penyebab: Tekanan dalam HE melebihi tekanan ijin.
Tindakan: Kurangi tekenan sesuai dengan set point.
Penyebab: shock pressure/tekanan mendadak.
Tindakan: Hindari terjadinya tekanan mendadak dengan mengatur sistem sebaik mungkin, membuka dan menutup sistem dengan smooth.
Penyebab: Rusaknya gasket karena pengaruh serangan medium.
Tindakan: Ganti gasket, jika perlu ganti dengan material lain yang lebih baik.
Penyebab: Terbloknya aliran dalam HE.
Tindakan: 1 Bersihkan plate. 2. Beri saringan/filter.

Catata: Umumnya PHE didesain melebihi kapasitas permintaan customer untuk safety kapasitas. Jika salah satu plate atau double plate bocor bisa diambil dan dipasang lagi. Lebih tepatnya menghubungi supplier atau manufacturernya.

4. Tercampurnya media.
Penyebab: Plate tidak terinstall dengan benar
Tindakan: Install plate sesuai panduan.
Penyebab: Korosi
Tindakan: 1. Cari penyebab korosi dan ganti plate baru  2. Ganti dengan
plate yang dengan material yang tahan korosi.
Penyebab: Koneksi tidak sesuai
Tindakan: Check dan sesuaikan dengan drawing.

Sumber : www.wikipedia.org